Preserving the Sandingan Malam Jumat Tradition: A Manifestation of Cultural Acculturation in Probolinggo Regency

Authors

  •   Fina Siddiqah   Universitas Islam Zainul Hasan
  •   Babul Bahrudin   Universitas Islam Zainul Hasan

  Keywords:

Existence of tradition, Sandingan Malam Jumat Tradition, Cultural Acculturation

Abstract

Its vast archipelago makes Indonesia a meeting place for various ethnicities, races, traditions, cultures, and religions. Many indigenous communities reside there, each contributing uniquely to Indonesia's rich cultural heritage. This research aims to evaluate the existence of the Friday Night Sandingan tradition in Probolinggo Regency. This study employs a qualitative approach, utilizing data collection techniques such as interviews, observations, and documentation. The findings of this research are as follows: 1) The decline in the existence of the sandingan tradition among young people indicates a shift in values and interests of the younger generation away from traditional cultural elements. Traditions upheld by previous generations may be experiencing a decrease in attention because younger individuals are more interested in contemporary entertainment or social activities. Conversely, older generations still consider the sandingan tradition important and relevant due to its historical values, cultural identity, or as a means of preserving ancestral heritage. These differing perceptions between the younger and older generations reflect the dynamics of shifting societal values and culture. Efforts to protect traditions need to be adjusted to the preferences and lifestyles of the new generation. 2) Those who consistently participate in the Friday Night Sandingan tradition serve as evidence of the community's efforts to maintain it. Actively involving and encouraging the younger generation to participate in this tradition demonstrates a conscious effort to preserve the values and distinctive features of the Friday Night Sandingan. This approach reflects an awareness of the importance of preserving local cultural heritage and a desire to sustain the tradition for the next generation. By engaging the younger generation, the community strives to ensure that the sandingan tradition remains relevant and is a vital part of their cultural identity. These efforts create a strong intergenerational bond and assist the community in preserving this tradition.

References

Adisty Nurrahmah Laili, Ega Restu Gumelar, Husnul Ulfa, Ranti Sugihartanti, H. F. (2021). Akulturasi Islam Dengan Budaya di Pulau Jawa. Jurnal Soshum Insentif, 4, No 2.

Akmal, Z. (2021). Eksistensi Masyarakat Adat dalam Undang-Undang Terkait Lingkungan Hidup. JIP ( Jurnal Industri Dan Perkotaan ), 17(1), 27. https://doi.org/10.31258/jip.17.1.27-35

Al-Amri, Limyah, dan Haramain, Muhammad. (2017). Akulturasi Islam Dalam Budaya Lokal. Kuriostas, 11, Mo 2.

Amirul Nur Wahid, Sumarlam, S. S. (2018). Tradisi Ziarah Makam Bathara Katong (Tinjauan Deskripsi Akulturasi Budaya). MUDRA Jurnal Seni Budya, 33. Nomor.

Arif, M., Mundzir, C., & M, A. K. K. (2022). Bonto Kecamatan Sinjai Tengah Kabupaten Sinjai ( Perspektif Budaya ). 10, 202–210.

Cahyani, A. (2023). Implementasi Karakter Pancasila melalui Tradisi Sambatan Pada Masyarakat di Kabupaten Blitar. Antroposen: Journal Od Social Studes and Humaniora, 2, No 1.

Candra Wesnedi, K. I. R. (2022). Faktor Yang Mempengaruhi Berpikir Kritis Dalam Tradisi Konsisteman Pendidikan Islam di Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Humaniora Dan Politik, 2(2).

Derung, T. N. (2017). Interaksionisme Simbolik Dalam Kehidupan Bermasyarakat. SAPA: Jurnaal Kateketik dan Pastoral, 2, No. 1.

Dhea Istiqomah, D. A. I. (2019). Makna Pupuh (Tembang) Dalam Tradisi Ritual Sandingan Masyarakat Jawa Kabupaten Kediri. Konfiks: Jurnal Sastra, Bahasa Dan Pengajaran, 6, Nomor 1.

Hagai Kuncoro, Robinson Rimun, B. (2022). Enkulturasi dan Akulturasi Budaya Menurut Paulus. Jurnal Teologi Kontekstual Indonesia, 3, No 1.

Hengki Armez Hidayat, Wimrayardi, A. D. P. (2019). Seni Tradisi dan Kreativitas Dalam Kebudayaan Minangkabau. Musikolastika, 1, Nomor 2.

Iskandar, J. (2016). Etnobiologi dan Keragaman Budaya di Indonesia. 27–42.

Ismail Suardi Wekke, D. (2020). Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: Gawe Buku

Khasanah, L. (2022). Akulturasi agama dan budaya lokal. At-Thariq, 02, 02.

Kistanto, N. H. (2017). Tentang Konsep Kebudayaan. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 10(2).

Laksmi. (2017). Teori Interaksi Simbolik dalam Kajian Ilmu Perpustakaan dan Informasi. PUSTABILA: Jurnal of Library and Information Science, 1, Number.

Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. (2019). Manusia dan Kebudayaan (Manusia dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban, Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 7(2), 154–165. https://doi.org/10.30603/tjmpi.v7i2.1125

Mardliyatun Nahdliyah Putri. (2021). Tradisi Pembacaan Surah Al-Fatihah pada Aktivitas Sandingan di Dusun Gampingan Desa Wonokerto. Mashahif: Journal Of Qur’an And Hadits Studies, 1(2).

Moch. Shofiyuddin. Drs, Martinus Legowo, M. . (2016). Fenomenologi Ritual Malam Jumat Legi Warga Nahdatul Ulama Desa Kemlagi, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Paradigma, 04. Nomor.

Muhammad Idris, Eva Dina Chairunnisa, R. A. S. (2019). Akulturasi Budaya Hindu-Budha Dan Islam Dalam Sejarah Kebudayaan Palembang. Kalpataru, 5, Nomor 2.

Mulyadi, A. (2018). Memaknai Praktik Tradisi Ritual Masyarakat Muslim Sumenep. Endogami: Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi.

Nurdiani, N. (2014). Teknik Sampling Snowball Dalam Penelitian Lapangan. 5.

Nuryah. (2016). Tedhak Siten: Akulturasi Budaya Islam-Jawa (Studi Kasus Di Desa Kedawung, Kecamatan Pejagoan, Kabupaten Kebumen). Fikri, 1. No. 2.

Priyanto., P. M. R. S. dan A. S. (2019). Silaturahi, Sebagai Bentuk Utama Dalam Kepedulian Sosial Pada Tradisi Weh-Wehan Di Kaliwungu. Indonesian Journal Of Conservation, 8(01).

Rodin, R. (2013). Tradisi Tahlilan Dan Yasinan. Ibda’ Jurnal Kebudayaan Islam, 11, No. 1.

Siregar, N. S. S. (2012). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Jurnal Ilmu Sosial Fakultas Isipol Uma, 4.

Studi, P., Komunikasi, I., & Komunikasi, F. I. (2021). Mempertahankan Eksistensi Tradisi Tungguk Tembakau melalui Media Sosial. 19(1), 78–92.

Subahri, B. (2018). Pesan Simbolik Tradisi Sandingan Pada Masyarakat Pandalungan Di Desa Jenggrong Kecamatan Ranuyoso Kabupaten Lumajang. Dakwatuna: Jurnal Dakwah Dan Komunikasi Islam, 4(2), 292. https://doi.org/10.36835/dakwatuna.v4i2.307

Sugiharto, B. (2019). Kebudayaan Dan Kondisi Post-Tradisi. In kajian filososfis atas permasalahan budaya abad ke-21.

Suma, N. N. (2022). Pengembangan Agrowisata Berbasis Masyarakat Islam Lokal di Kawasan Perkebunan Sentool Kabupaten Jember. Proceedings of Annual Conference on Community Engagement, 3, 317-330. Retrieved from https://proceedings.uinsa.ac.id/index.php/ACCE/article/view/1072

Susila, I. (2015). Pendekatan Kualitatif Untuk Riset Pemasaran Dan Pengukuran Kinerja Bisnis. Benefit Jurnal Manajemen Dan Bisnis, 19, Nomor, hlm 12-13.

Suyono, W. A. (2022). Pelaksanaan Tradisi Haul: Studi Fenomenologi di Desa Bohar Kabupaten Sidoarjo. Pedagogika, 2(1).

Wahyu, B., & Saddhono, K. (2019). Akulturasi Budaya Islam-Jawa dalam Pementasan Kesenian Ketoprak. 25–34.

Yanyan Suryana. (2017). Akulturasi Kebudayaan (Hindu-Budha-Islam) Dalam Buku Teks Pelajaran Sejarah Nasional Indonesia. JPIS, 26, No 1.

Downloads

Published

2025-06-30

How to Cite

Siddiqah, F., & Bahrudin, B. (2025). Preserving the Sandingan Malam Jumat Tradition: A Manifestation of Cultural Acculturation in Probolinggo Regency. Heritage, 6(1). Retrieved from https://heritage.uinkhas.ac.id/index.php/hrtg/article/view/121